Pembebasan Tibet, Hubungan Tibet Antara China dan India

Advertisement

www.domainesia.com

Pembebasan Tibet, Hubungan Tibet Antara China dan India

Kalingga
Rabu, 30 Agustus 2023



Prodenpasar.com


Hubungan antara Tibet dan Cina merupakan hubungan yang kompleks dan signifikan secara historis, ditandai oleh dinamika politik, budaya, dan agama.


Latar Belakang Sejarah, Tibet, yang terletak di Dataran Tinggi Tibet di Asia Tengah, memiliki identitas budaya dan agama yang berbeda yang dibentuk oleh agama Buddha. Secara historis mempertahankan tingkat otonomi dari kekaisaran Cina, meskipun ada periode interaksi dan pengaruh.


Keterlibatan Tiongkok, Dinasti Qing Tiongkok memiliki pengaruh atas Tibet pada abad ke-18 dan ke-19, tetapi baru pada abad ke-20 kendali Tiongkok menjadi lebih langsung. Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China memasuki Tibet pada tahun 1950, menegaskan bahwa mereka "membebaskan" wilayah tersebut dari feodalisme dan pengaruh asing.


Perjanjian Tujuh Belas Poin (1951), Di bawah tekanan PLA, perwakilan Tibet menandatangani Perjanjian Tujuh Belas Poin dengan Tiongkok pada tahun 1951. Perjanjian ini secara nominal mengakui kedaulatan Tiongkok atas Tibet sambil memberikan tingkat otonomi dalam urusan lokal. Namun, perjanjian tersebut kemudian dibantah oleh warga Tibet yang mengklaim bahwa perjanjian tersebut ditandatangani di bawah paksaan.


Pengasingan Dalai Lama (1959), Pada tahun 1959, pemberontakan melawan pemerintahan Tiongkok di Lhasa, ibu kota Tibet, menyebabkan tindakan kekerasan oleh pasukan Tiongkok. Dalai Lama ke-14, pemimpin spiritual Tibet, melarikan diri ke pengasingan di India, di mana dia mendirikan pemerintahan di pengasingan di Dharamshala.


Revolusi Kebudayaan dan Represi, Selama Revolusi Kebudayaan (1966-1976), Tibet mengalami kehancuran budaya dan agama yang sangat besar. Biara dihancurkan, praktik keagamaan ditekan, dan banyak orang Tibet menghadapi penganiayaan. Periode ini memiliki dampak yang bertahan lama pada masyarakat dan budaya Tibet.



Otonomi dan Identitas Budaya, Pemerintah China telah menjalankan kebijakan yang bertujuan untuk mengintegrasikan Tibet lebih dekat dengan wilayah China lainnya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang pelestarian budaya, bahasa, dan praktik keagamaan Tibet. Pemerintah China telah melaksanakan proyek pembangunan di Tibet, yang bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur dan taraf hidup.


Ketegangan dan Protes, Ketegangan antara warga Tibet dan pemerintah China terus berlanjut, khususnya terkait isu hak asasi manusia, kebebasan beragama, dan otonomi politik. Protes terhadap pemerintahan China meletus pada tahun 1987, 2008, dan di berbagai waktu lainnya.


Perhatian Internasional, Situasi Tibet telah menarik perhatian dan kritik internasional dari pemerintah, organisasi hak asasi manusia, dan aktivis. Banyak negara telah menyuarakan keprihatinan tentang pelanggaran hak asasi manusia dan pelestarian budaya Tibet.


Dialog dan Negosiasi, Dalai Lama dan pemerintahannya di pengasingan telah mengadvokasi "Pendekatan Jalan Tengah", mencari otonomi sejati untuk Tibet dalam kerangka konstitusi China. Namun, negosiasi formal antara kedua belah pihak memiliki keberhasilan yang terbatas.


Status Saat Ini, Tibet tetap menjadi wilayah otonom di China, dengan pemerintah China melakukan kontrol signifikan atas aspek politik, ekonomi, dan sosial kehidupan Tibet. Situasi terus menjadi bahan perdebatan, diplomasi, dan aktivisme di panggung internasional.


Hubungan antara Tibet dan India.


Secara historis dan budaya penting karena kedekatan geografis, perbatasan bersama, dan keberadaan diaspora Tibet di India. Berikut adalah beberapa poin penting tentang hubungan Tibet-India:


Setelah pemberontakan Tibet tahun 1959 melawan pemerintahan Tiongkok, Dalai Lama ke-14 dan sejumlah besar orang Tibet melarikan diri ke India untuk mencari suaka. India di bawah Perdana Menteri Jawaharlal Nehru menyambut Dalai Lama dan para pengikutnya, dan pemerintah India menyediakan tanah di Dharamshala, Himachal Pradesh, untuk pendirian pemerintah Tibet di pengasingan.




Dharamshala sejak saat itu menjadi pusat komunitas Tibet di pengasingan dan pusat Administrasi Tibet Pusat (juga dikenal sebagai pemerintah Tibet di pengasingan). Dalai Lama dan pemerintahan Tibet terus beroperasi dari sana, mengadvokasi hak dan otonomi warga Tibet dan menjaga praktik budaya dan agama mereka.


India telah mendukung institusi budaya dan pendidikan Tibet, memungkinkan warga Tibet di pengasingan untuk melestarikan warisan, bahasa, dan tradisi mereka. Beberapa sekolah, biara, dan pusat kebudayaan Tibet telah didirikan dengan bantuan India.


India juga telah memperluas dukungan politik dan diplomatik untuk perjuangan Tibet, meskipun dengan tingkat kehati-hatian karena hubungan diplomatiknya sendiri dengan Tiongkok. Pemerintah India mengakui Tibet sebagai wilayah otonom di China tetapi telah menyatakan keprihatinan tentang situasi hak asasi manusia di sana.


India telah memberikan perlindungan kepada ribuan pengungsi Tibet selama bertahun-tahun, memungkinkan mereka untuk menetap di berbagai bagian negara. Pengungsi Tibet diberikan status pengungsi khusus, yang memungkinkan mereka untuk tinggal dan bekerja di India.


Hubungan antara India dan Cina berimplikasi pada Tibet. Pada tahun 1962, konflik perbatasan antara India dan Cina, yang dikenal sebagai Perang Tiongkok-India, berdampak pada komunitas Tibet di India. Perbatasan antara India dan Tibet tetap menjadi subyek sengketa.


Secara historis, telah terjadi pertukaran perdagangan dan budaya antara Tibet dan berbagai daerah di India karena perbatasan bersama mereka. Buddhisme Tibet memiliki pengaruh yang signifikan terhadap budaya dan tradisi spiritual India.


Tibet memiliki makna budaya dan agama bagi banyak orang India, dan telah ada aliran turis India yang mengunjungi biara-biara Tibet dan situs budaya di Tibet.


Status Saat Ini, hubungan antara Tibet dan India terus menjadi rumit, dengan kedua negara menavigasi pertimbangan diplomatik karena hubungan mereka dengan China. Diaspora Tibet di India tetap aktif melestarikan budayanya dan mengadvokasi hak-hak warga Tibet di dalam dan di luar Tibet.